Kamis, 04 Juli 2013

metode pencahayaan buatan



Metode dari sistem pencahayaan buatan SNI 2001 meliputi;
1.        Penentuan  tingkat pencahayaan minimum (E) yang direkomendasikan, tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan tercantum dalam tabel 1 Tingkat Pencahayaan minimum yang direkomendasikan.
Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan

Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan
(lux)
Kelompok
renderasi
warna
Keterangan
Rumah Tinggal :



Teras
60
1 atau 2

Ruang tamu
120~250
1 atau 2

Ruang makan
120~250
1 atau 2

Ruang kerja
120~250
1

Kamar tidur
120~250
1 atau 2

Kamar mandi
250
1 atau 2

Dapur
250
1 atau 2

Garasi
60
3 atau 4

Perkantoran :



Ruang Direktur
350
1 atau 2

Ruang kerja
350
1 atau 2

Ruang komputer
350
1 atau 2

Ruang rapat
300
1 atau 2

Ruang gambar


750
1 atau 2
Gunakan pencahayaan setempat  pada meja gambar.
Gudang arsip
150
3 atau 4

Ruang arsip aktif.
300
1 atau 2

Lembaga Pendidikan :



Ruang kelas
250
1 atau 2

Perpustakaan
300
1 atau 2

Laboratorium
500
1

Ruang gambar


750
1 atau 2
Gunakan pencahayaan setempat  pada meja gambar.
Kantin
200
1

Hotel dan Restauran :



Lobby, koridor
100
1
Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan  suasana/kesan ruang yang baik.
Ballroom/ruang sidang.
200
1
Sistem pencahayaan harus di rancang untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem pengendalian “switching” dan “dimming” dapat digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan.
Ruang makan.
250
1

Cafetaria.
250
1

Kamar tidur.
150
1 atau 2
Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan



cermin.
Dapur.
300
1

Rumah Sakit/
Balai  pengobatan:



Ruang rawat inap.

250
1 atau 2

Ruang operasi, ruang bersalin.
300
1
Gunakan pencahayaan setempat  pada tempat yang diperlukan.
Laboratorium
500
1 atau 2

Ruang rekreasi dan  rehabilitasi.
250
1

Pertokoan/
Ruang pamer:






Ruang pamer dengan obyek
berukuran besar (misalnya
mobil).
500
1
Tingkat pencahayaan ini harus di-penuhi pada lantai. Untuk
beberapa produk tingkat
pencahayaan pada bidang vertikal  juga penting.
Toko kue dan makanan.
250
1

Toko buku dan alat  tulis/gambar.
300
1

Toko perhiasan, arloji.
500
1

Toko Barang kulit dan sepatu.
500
1

Toko pakaian.
500
1





Pasar Swalayan.
500
1 atau 2
Pencahayaan pada bidang vertical  pada rak barang.
Toko alat listrik (TV,
Radio/tape, mesin cuci, dan
lain-lain).
250
1 atau 2

Industri (Umum):



Ruang Parkir
50
3

Gudang
100
3

Pekerjaan kasar.
100~200
2 atau 3

Pekerjaan sedang
200~500
1 atau 2

Pekerjaan halus
500~1000
1

Pekerjaan amat halus
1000~2000
1

Pemeriksaan warna.
750
1

Rumah ibadah:











Mesjid
200
1 atau 2
Untuk tempat-tempat yang mem  butuhkan tingkat pencahayaan  yang lebih tinggi dapat digunakan  pencahayaan setempat.
Gereja
200
1 atau 2
Idem
Vihara
200
1 atau 2
idem
Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001.
2. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata)
.....................(1)
Dimana :
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)
Ftotal   = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja  (lumen).
A         =  Luas bidang kerja (m2)
kp       =   Koefisien penggunaan
kd     =  Koefisien depresiasi (penyusutan)
3.    Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu.
Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan persamaan:
........................(2)
kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan:
                                          ........................................(3)
Dimana :
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)
Ftotal  = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).
A         =  Luas bidang kerja (m2)
kp            =  Koefisien penggunaan
kd        =  Koefisien depresiasi (penyusutan)
Ntotal     = Jumlah armatur
F1         = Fluks luminous satu buah lampu
n          = Jumlah lampu dalam satu armatur

4.    Kebutuhan daya
Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu pada bidang kerja dihitung dengan  menghitung terlebih dahulu jumlah lampu yang diperlukan dengan persamaan:
Nlampu = Narmatur x n..........................................(4)
Dimana:
Nlampu     = Jumlah lampu
n            =  Jumlah lampu dalam satu armatur
              Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan:
Wtotal = Nlampu x W1............................................(5)
dimana :
Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt)
W1    = daya setiap lampu (Watt)
            Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya (Watt/m2) yang dibutuhkan untuk system pencahayaan tersebut.

Tabel 2. perhitungan Tingkat Pencahayaan
Ruangan 
Kp
Kd
E

(Lux)
A

(m2)

(lumen)
F1
(lumen)
n
Nlampu = Narmatur x n
W1                       
(Watt)
Wtotal = Nlampu x W1
(Watt)
PHILIPS
1. Loby
0.95
0.8
100
486.4
64000
1800
2
18
36
26
936
PL-C
2. Pengelola












    a. Pengelola 1
0.9
0.8
350
76.8
37333.33
3250
2
6
12
36
432
TL-D Super 80
    b. Pengelola 2
0.9
0.8
350
76.8
37333.33
3250
2
6
12
36
432
TL-D Super 80
3. Bank












   a. Bank 1
0.95
0.8
350
26.88
12378.94
3000
1
4
4
45
180
ECOTONE HL
   b. Bank 2
0.95
0.8
350
26.88
12378.94
3000
1
4
4
45
180
ECOTONE HL
4. Lavatory 1












   a. Lavatory Pria












    -toilet 1
0.9
0.8
250
3.36
1166.66
900
1
1
1
15
15
ECOTONE PLE-U
    -toilet 2
0.9
0.8
250
3.36
1166.66
900
1
1
1
15
15
ECOTONE PLE-U
    -pedestal
0.9
0.8
250
15.6
5416.66
1750
1
3
3
25
75
ALTO
   b. Lavatory Wanita












    -toilet 1
0.9
0.8
250
3.36
1166.66
900
1
1
1
15
15
ECOTONE PLE-U
    -toilet 2
0.9
0.8
250
3.36
1166.66
900
1
1
1
15
15
ECOTONE PLE-U
    -pedestal
0.9
0.8
250
15.6
5416.66
1750
1
3
3
25
75
ALTO







Nilai – nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog produk lampu philips yang terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) adalah sebesar 0,8, nilai ini didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan. Sedangkan pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan.
Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu jenis TL-D Super 80 (36 Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan tingkat pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan  kelompok rendensi warna (Ra) yang direkomendasikan adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok rendensi warna 1, merupakan kelompok dengan nilai Ra > 85 dan kelompok rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna yaitu 70 < Ra < 85.
            Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5, lampu TL-D Super 80 dengan daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D Super 80 (36 Watt) dengan Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra < 85 dan dari tabel yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TL-D Super 80 (36 Watt) = 5000 K sehingga pemilihan temperatur warna dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena berdasarkan SNI 2001 tentang tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk dalam kategori warna sedang atau Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI bahwa untuk penerangan perkantoran di Indonesia disarankan memakai lampu dengan temperatur warna antara 3300 - 5300 Kelvin.
Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih berdasarkan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung yang disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.


Tabel 3. tabel katalog lampu Philips
Product Description
Volt
(V)
Watt
Cap
Color Temp
(K)
Lumen (lm)
CRI
(Ra)
PL-C
220
26
G24
2700
1800
83
PL-C
220
20
G24
2700
600
87
ECOTONE PLE-U
220
15
G24
2700
900
83
ECOTONE PLE-U
220
20
G24
2700
1350
83
ECOTONE HL
220
45
G24
3000
3000
83
ECOTONE HL
220
65
G10
3000
4200
83
PL-L
220
36
2G1
3500
2900
82
PL-L
220
40
2G1
3500
3500
82
ALTO
220
25
GX2
2700
1750
82
ESENSIAL
220
25
G23
2700
1500
83
ESENSIAL
220
20
G23
2700
1250
83
TORNADO
220
20
G21
2700
1250
82
DECOTWIST
220
25
G21
2700
1700
83
TL-D Super 80
220
36
G13
5000
3250
83
TL-5
220
35
G13
5000
3300
83
ARENA VISION
220
1000
G40
5000
90000
87
Sumber: Philips;2008

























Beban
Ruangan

Beban Fase
( VA)
R
S
T
 Penerangan I
- Pengelola 1
540
-
-
- Lavatori 1, kios1  dan teras
-
550
-
- Bank 1, ATM 1 dan Drop off
-
-
537, 5


Penerangan II


- Loby (10 titik), ATM 2 dan Kios 2.
800
-
-
- Loby (8 titik) dan Bank 2
-
745
-
- Pengelola 2 dan lavatory

-

-

802,5

Penerangan III

Ruang Serbaguna (6 titik)

2500

2500

2500
Ruang Serbaguna (6 titik)
2500
2500
2500
Ruang Panggung
812.5
1300
1300
Penerangan IV
- Cafe1, cafe 2, cafe 3 dan lavatory
593,75
-
-
- Rias Wanita, rias pria dan masing-masing lavatory ruang rias.
-
575
-
- Cafe 4, cafe 5, cafe 6 dan lavatory
-
-
593,75
Penerangan V
- Toko 1 dan selasar
223,75
-
-
- Toko 2 dan selasar
-
223,75
-
- Tunggu pementasan dan selasar
-
-
217,5
 Penerangan VI



- Selasar 1 (sirkit 1)
487,5
-
-
- Selasar 1 (sirkit 2)
-
487,5
-
- Selasar 1 (sirkit 3)
-
-
487,5
Penerangan VII
- Selasar 2 (sirkit 1)
487,5
-
-
- Selasar 2 (sirkit 2)
-
487,5
-
- Selasar 2 (sirkit 3)
-
-
487,5
Penerangan VIII
- Selasar 3 (6 titik)
487,5
-
-
- Selasar 3 (2 titik), Tangga 1dan 3
-
422,5
-
- Selasar 3 (2 titik), Tangga 2 dan 4

-
422,5
Total Beban

9432.5
9791.25
9848.75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar