Senin, 17 Juni 2013

Tangga Dan Fungsinya


· Pengertian tangga dan fungsinya

- Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

· Rencana letak ruang tangga

- Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan dicari orang, tidak berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu aktifitas penghuni lain.

- Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat dengan pintu keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan dan lain - lain.

· Bagian - bagian dari struktur tangga


  1. Pondasi tangga

- Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran.

- Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.


  1. Ibu tangga

- Merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang berfungsi untuk mendukung anak tangga.


  1. Anak tangga

- Anak tangga berfungsi sebagai bertumpunya telapak kaki, dibuat dengan jarak yang sama dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk melangkah, bentuk anak tangga dapat divariasikan sesuai selera pemilik atau arsiteknya.


  1. Pagar tangga

- Pagar tangga atau reilling tangga adalah bagian dari struktur tangga sebagai pelindung yang diletakkan disamping sisi tangga dan di pasang pada/ diatas ibu tangga untuk melindungi agar orang tidak terpelosok jatuh.

- Pagar tangga dapat dibuat dengan macam - macam variasi agar lebih artistik dan pada lantai tingkat disekitar lubang tangga harus dipasang juga pagar pengaman agar penghuni tidak terjerumus jatuh.


  1. Penggunaan tangga

- Merupakan batang yang di pasang sepanjang anak tangga untuk bertumpunya tangan agar orang turun naik tangga merasa lebih aman, pegangan tangga bertumpu pada tiang - tiang tangga yang tertanam kuat pada ibu tangga.


  1. Bordes

- Adalah pelat datar diantara anak - anak tangga sebagai tempat beristirahat sejenak, bordes di pasang pada bagian sudut tempat peralihan arah tangga yang berbelok.

- Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 - 100 cm dan untuk bangunan umum, lebar bordesnya dibuat antara 120 - 200 cm.

- Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu Bordes tangga lurus, bordes tangga L dan bordes tangga U.




· Macam - macam bentuk tangga

- Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia. Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga juga sebaiknya dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.

- Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang memproduksi bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin lama makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni tersendiri.

- Dalam buku ini hanya dibatasi pengetahuan akan berbagai bentuk tangga yang umum banyak dipakai, yaitu:

1. Tangga lurus,

2. Tangga miring,

3. Tangga lengkung,

4. Tangga siku,

5. Tangga lingkar


· Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya

Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.

- Lebar anak tangga;

a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.

b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.

c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:

a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm

b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm

c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

- Lebar dan tinggi anak tangga (trap);

Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga.

Rumus untuk anak tangga (undak - undak)

2t + l = 60 - 65 cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)

l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)

Rumus diatas didasarkan pada;

- Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.

- Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.

Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.


Umumnya ukuran:
t = tinggi tanjakan; 16 - 20 cm atau 14 - 20 cm. Masih mudah didaki.
l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat berpijak penuh.

Contoh hitungan:

Selisih tinggi lantai = 320 cm.

Dicoba; t = 16 cm

l = 26 cm

2t + l = 16 + 26 = 58 < 60

’ tangga terlalu landai, melelahkan.

Dicoba; t = 20 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 20 + 28 = 68 < 65

’ tangga terlalu curam, cepat lelah.

Dicoba; t = 18 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm

’ boleh dipakai.



£ anak tangga = 320 / 18 - 1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah

Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;

- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi anak tangga dibagi merata:

320 / t -1 = 17 t = 17, 778 cm.

- Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi anak tangga diletakkan pada satu anak tangga yang paling dibawah atau paling atas.


- Ukuran ruang tangga:

Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik pada siang hari.

Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.

Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17 buah dengan bordes.

a). Tangga lurus:



Luas ruang tangga = 100 x 548 = 1 x 5,48 = 5,48 m2

b). Tangga siku:


Luas ruang tangga = (1 x 2,24) + (1 x 1) + (1 x 2,24) = 5,48 m2

c). Tangga balik:


Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2

- Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.

- Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

· Konstruksi tangga dan bahan tangga

- Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.

Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2

Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2

- Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.

- Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;
- Bahan tangga;
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.

a). Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan suasana ruang.
b). Tangga beton bertulang;

Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4 (empat) lantai.

c). Tangga baja;

Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.

d). Tangga dari batu alam;

Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan perhitungan konstruksi.

Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar